Mataram NTB - Wakil Gubernur Provinsi NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalillah, mengungkapkan rasa bahagianya karena perlahan namun pasti proses industrialisasi di NTB semakin terlihat nyata. Salah satunya dengan diproduksinya Entram, Alat Rapid Test buatan NTB.
“Hari ini kita harus berbahagia, karena akhirnya langkah nyata daripada proses industrialisasi di NTB terus berjalan dan nyata terlihat, salah satunya Entram ini, ” ungkapnya saat menghadiri acara Penandatanganan MoU Riset dan Produk Teknologi di Aula RS Unram, Senin (22/11).
Ia juga menjelaskan bahwa program unggulan industrialisasi di Provinsi NTB bukan tentang membangun pabrik-pabrik besar, melainkan bagaimana menambah nilai dan value dari suatu produk.
“Program industrialisasi di NTB bukan hanya sekedar membangun pabrik-pabrik besar, tetapi bagaimana nilai dan value dari produk dan potensi di NTB ini betul-betul didorong naik, ” jelas Ummi Rohmi, sapaan akrabnya.
Entram sendiri merupakan alat rapid tes antigen Covid-19 berteknologi tinggi yang dibuat oleh anak-anak muda di Laboratorium Hepatika NTB.
Direktur Utama PT. Indofarma (Persero) Tbk, Arief Pramuhanto mengapresiasi kegigihan Pemerintah Provinsi NTB atas keseriusannya menciptakan inovasi-inovasi baru dalam dunia kesehatan.
“Tentunya kami sangat senang menjalin kerjasama dengan Lab. Hepatika Mataram dan Rumah Sakit Universitas Mataram. Kami juga mengapresiasi pemerintah provinsi atas dukungannya terhadap proses produksi Entram, ” ungkap Arief.
Selain Dirut PT Indofarma, turut hadir Direktur Rumah Sakit Unram, yaitu dr. Ahmad Taufik yang menyampaikan harapannya atas terjalinnya kerjasama ini. Ia berharap kedepannya Rapid Test Entram dapat diproduksi secara massal dan sehingga dapat digunakan untuk kepentingan masyarakat luas.
“Tentunya dengan adanya kerjasama ini kami akan terus berbenah dalam memberikan pelayanan, harapannya semoga produk Entram ini dapat diproduksi secara massal untuk masyarakat, ” jelas dr. Ahmad.
Dalam hal ini, Ummi Rohmi berharap kedepannya Pemerintah Provinsi NTB tidak lagi mengimpor alat Rapid Test Antigen, namun akan segera menjadi pihak pengekspor.
“Harapannya kita tidak akan akan lagi melakukan impor untuk alat rapid antigen, tetapi tidak menutup kemungkinan kita akan melakukan ekspor atas produk tersebut, ” ungkapnya.
Ia juga menegaskan bahwa pemerintah provinsi akan selalu siap untuk mendukung terealisasinya program industrialiasi di NTB karena didukung dengan potensi luar biasa yang dimiliki.
“Kami dari Pemprov pasti akan mendukung terealisasinya industrialisasi di NTB, karena kita percaya potensi NTB luar biasa, ” tegasnya.
Turut hadir juga dalam penadatanganan MoU tersebut, yaitu Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr. H. Lalu Hamzi dan Rektor Universitas Mataram Prof. Dr. Lalu Husni., SH., M.Hum.(Adbravo)